Batangtoru, Sumatraimages.com. Camat Batangtoru, Mara Tinggi Siregar, menerima penghargaan berupa Tunggul Kecamatan terbaik karena dinilai berhasil mengajak warganya untuk tidak buang air besar (BAB) sembarangan. Perhargaan diberikan secara langsung oleh Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, di lapangan parade perkantoran pemertintahan Tapanuli Selatan, Sipirok, Kamis, 16/2, 2023.
Kecamatan Batangtoru merupakan satu-satunya kecamatan yang menyatakan diri berhasil bebas dari buang air besar sembarangan atau Stop BAB sembarangan. Keberhasilan ini membawa Batangtoru menjadi kecamatan terbaik I tingkat provinsi Sumatra Utara.
“Butuh waktu 6 (enam) tahun menjalankan program ini hingga Kecamatan Batangtoru berhasil mengajak semua warga untuk Stop BAB sembarangan” kata Mara Tinggi Siregar via telepon.
Dia menambahkan, kecamatan Batangtoru juga menggandeng sejumlah pihak, termasuk swasta, untuk membangun jamban-jamban yang layak. Ada jamban untuk perorangan atau rumah tangga, dan ada juga yang komunal atau umum. Mara Tinggi Siregar mengaku ada 4640 jamban dibangun untuk masyarakat kecamatan Batangtoru dalam kurun waktu 6 tahun itu.
Dia juga menggerakkan kader -kader untuk mengajak masyarakat dan menjelaskan dampak buruk BAB sembarangan tersebut, antara lain ancaman stunting dan penyakit diare. Kader-kader tersebut juga memasang plang-plang himbauan di sejumlah titik di desa-desa.
BAB sembarangan masih menjadi masalah di Indonesia, bahkan dunia. Berdasarkan laporan Join Monitoring Program WHO dan Unicef pada 2012, kurang lebih 63 juta penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan, seperti di pinggir sungai dan pantai. Angka ini menempatkan Indonesia hanya satu tingkat di bawah India, negara dengan warga paling banyak BAB sembarangan. Sementara menurut data Kemenkes 2020, persentase desa/kelurahan yang sudah sepenuhnya menerapkan Stop Buang Air Besar sembarangan baru mencapai 36,6%.
Salah satu tantangan yang dihadapi dunia, dalam menerapkan Stop Buang Air Besar sembarangan ini adalah sulitnya mendapat akses sanitasi yang baik. Namun selain itu, kebiasaan masyarakat yang sulit diubah juga turut mempengaruhi. Padahal buang air besar sembarangan dapat berakibat fatal bagi kesehatan warga, misalnya membawa penyakit diare yang bisa mengakibatkan kematian.