• Tentang Kami
Tuesday, April 20, 2021
Sumatra Images
No Result
View All Result
  • Home
  • Allert & Newest
  • Article
  • Photo Story & Bucket
  • Single Stock
  • Video & Footage
  • Instagram
  • Partner
  • Home
  • Allert & Newest
  • Article
  • Photo Story & Bucket
  • Single Stock
  • Video & Footage
  • Instagram
  • Partner
No Result
View All Result
Sumatra Images
No Result
View All Result
Home Travel

Tangkahan, Nirwana Yang Tersisa Di Tepi Belantara Sumatera

by Binsar Bakkara
February 20, 2020
in Travel
2
0
SHARES
239
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

 

Konon, dulunya dia adalah sarang para penjarah hutan, tempat transaksi kayu-kayu yang dijarah dari TNGL (Taman Nasional Gunung Leuser).  Lokasinya memang sangat terpencil, susah dijangkau oleh orang luar, kecuali oleh orang-orang yang terlibat pada bisnis illegal logging. Namanya Tangkahan, terletak di antara desa Namu Sialang dan Sei Serdang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Entah bagaimana awalnya, sekelompok pemuda dan warga setempat tumbuh kesadarannya bahwa hutan yang jadi sumber hidup itu tak akan bertahan lama jika pohon-pohonnya terus dibabat. Belum lagi resiko berhadapan dengan hukum. Ada juga diantara mereka yang mendekam dalam penjara karena mengambil kayu dari hutan negara itu.

 

 

Berawal dari kesadaran itulah mereka mencoba mencari alternatif untuk tetap mendapat manfaat ekonomi dari hutan tanpa harus merusaknya. Bisnis pariwisata berwawasan lingkungan pun dicoba. Paket-paket wisata seperti berjalan di hutan, arung jeram, susur gua, tubing (berhanyut di sungai dengan menggunakan ban), menginap di cottage sederhana di bibir rimba, berkemah, pun dipromosikan. Aneka lokasi yang potensial dikunjungi atau untuk area bermain, juga mereka petakan.

Tidak gampang memang. Wisatawan tidak segera datang, sementara dapur-dapur rumah tangga harus tetap mengepul. Anak-anak juga harus sekolah. Belum lagi pada masa itu, siapapun yang meneriakkan penyelamatan lingkungan sangat gampang dituduh anti pembangunan dan tidak berpihak pada kepentingan ekonomi nasional. Musuh mereka bisa saja pebisnis kayu, aparat yang berselingkuh, bahkan kerabat yang menggantungkan hidupnya dari bisnis hitam logging tersebut.

 

 

Di awal ide eko wisata ini mulai diuji coba, awal tahun 2000-an, jalan menuju ke lokasi wisata masih belum layak benar, melewati jalanan perkebunan sawit yang biasanya hanya dilewati kendaraan khusus karena penuh lubang dan berlumpur. Setidaknya butuh waktu lima jam berkendara dari Medan, ibukota Sumatera Utara. Kendaraan umum pun hanya dua kali sehari, bus tua bernama Pembangunan Semesta.

Tapi kini jerih payah mereka sudah berbuah. Setiap musim liburan di belahan bumi Eropah dan Amerika, penginapan-penginapan mereka dipenuhi oleh wisatawan asing. Sementara pada masa liburan sekolah di dalam negeri, seperti lebaran dan tahun baru, wisatawan lokal tumpah ruah.

 

 

Ada yang sekedar ingin menikmati segarnya air sungai Buluh dan Batang Serangan -dua aliran sungai yang berperan sangat penting pada sistem pengairan wilayah ini, melakukan tracking ke dalam hutan, atau membeli paket memandikan dan menunggang gajah.

Yang terakhir ini, adalah atraksi tambahan yang hadir belakangan namun menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ada sejumlah kritik atas atraksi ini karena dianggap mengeksploitasi satwa liar, namun pengelola memiliki pandangan sendiri karena gajah-gajah yang mereka berdayakan disebut berasal dari gajah liar yang diselamatkan setelah berkonflik dengan masyarakat, dan pendapatan dari bisnis itu ditujukan untuk mendukung konservasi.  Paket inipun dibandrol dengan harga yang lumayan tinggi, hingga sangat terbatas yang bisa ikut mengendarainya.

 

 

Selain karena alam yang asri, harga-harga yang bersahabat sepertinya juga jadi nilai tambah. Sebagai gambaran, harga penginapan di sana pada umumnya hanya berkisar Rp.100.000,- hingga Rp. 300.000,-, meski ada juga Villa yang berharga di atas satu juta Rupiah.

Waktu tempuh pun semakin singkat, cukup tiga jam berkendara dari Medan, karena jalan sudah banyak perbaikan. Kendaraan umum yang masuk pun kini bertambah banyak.

 

 

Seiring dengan bertambahnya pengunjung, muncul pula kekhawatiran akan berkurangnya keasrian dan keoriginalitasan alam Tangkahan ini. Untuk itu banyak pihak yang berharap agar segera diberi perhatian khusus, terutama untuk penanganan limbah dan penataan lapak-lapak dan bangunan.

 

 

“Sebelum terlambat, sebelum rusak seperti kebanyakan tempat wisata lainnya” ucap Desi, seorang pengunjung yang berkemah dengan keluarganya di tepi sungai Batang Serangan, sambil mencontohkan beberapa kawasan wisata alam di Sumut lainnya yang menurutnya salah urus. (SI)

 

 

 

Tags: eko wisataKonservasiLangkatPariwisata SumuttangkahanTravel
Binsar Bakkara

Binsar Bakkara

Next Post
Anak Pulau Sibandang dan Anjingnya

Anak Pulau Sibandang dan Anjingnya

Comments 2

  1. Robin Sitepu says:
    1 year ago

    Alam sekitar sungguh menakjubjan. Tinggal perawatan Jalan dari Stabat menuju Lokasi perlu di perhatikan oleh Pemkab setempat.

    Reply
    • Binsar Bakkara says:
      1 year ago

      Terimakasih atas perhatiannya pak. Sebagai informasi tambahan, jalan dari kota Stabat sudah mulus pak, tinggal 20 menit sebelum Tangkahan yang masih berupa jalan tanah.

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Penari Saman Kumpul Dana Untuk Palestina-2

7 years ago
Cetak Gula Merah

Cetak Gula Merah

6 years ago

Popular News

    Sumatra Images

    © 2019 SumatraImages - Design and Development by Webmedan.

    Navigate Site

    • Home
    • Profile
    • Allert & Newest
    • Article
    • Photo Story & Bucket
    • Single Stock
    • Video & Footage
    • Hubungi Kami
    • Tentang Kami

    Follow Us

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Profile
    • Allert & Newest
    • Article
    • Photo Story & Bucket
    • Single Stock
    • Video & Footage
    • Hubungi Kami
    • Tentang Kami

    © 2019 SumatraImages - Design and Development by Webmedan.

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Fill the forms bellow to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In