Medan, ibu kota Sumatera Utara yang beranjak menuju Metropolitan, pembangunannya tak hanya membawa kemegahan. Sebagai kota yang bergegas dengan tergesa-gesa, di sudut-sudut kotanya tersisa banyak ketidaksemestian. Kaum Perempuan dan Anak bekerja dan tumbuh di tempat yang tidak seharusnya, melakukan apa yang seyogyanya tidak mereka lakukan.
Di TPA (Tempat Penampungan Akhir) Terjun, mereka bekerja memulung apa saja sisa-sisa kemeriahan kota, umumnya hanya untuk menyambung hidup. Mereka bertahan hidup di tepi, beringsut dari beringasnya ‘perang kota’.
Hidup dan mati mereka di tepi (kan).
Binsar Bakkara